Doa ini diucapkan berturut-turut pada jam 06.00 pagi, 12.00 siang, dan 18.00 sore.
Maria diberi kabar oleh Malaikat Tuhan,
bahwa dia akan mengandung dari Roh Kudus.
Salam Maria, penuh rahmat.
Tuhan serta-Mu.
Terpujilah engkau di antara wanita,
dan terpujilah buah tubuh-Mu, Jesus;
Santa Maria, bunda Allah,
doakanlah kami yang berdosa ini
sekarang dan waktu kami mati.
Amin.
Aku ini hamba Tuhan,
terjadilah padaku menurut perkataanmu.
Salam Maria.....
Sabda sudah menjadi daging,
dan tinggal di antara kita.
Salam Maria.....
Doakanlah kami, ya Santa Bunda Allah.
supaya kami dapat menikmati janji Kristus.
Marilah berdoa:
Ya Allah, karena kabar malaikat, kami mengetahui
bahwa Yesus Kristus Putra-Mu menjadi manusia;
curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami,
supaya karena sengsara dan salib-Nya,
kami dibawa kepada kebangkitan yang mulia.
Sebab dialah Tuhan, pengantara kami.
Amin.
.
Malaikat Gabriel memberikan kabar gembira kepada Perawan Maria.
Doa Malaikat Tuhan diucapkan pada tiga waktu khusus dalam sehari; yaitu jam 6 pagi, 12 siang, dan 6 sore. Secara tradisional ini diucapkan sambil berlutut ketika lonceng berbunyi. Pada Masa Paskah, doa Malaikat Tuhan di diganti dengan doa Ratu Surga, sebuah praktek yang mula-mula dilembagakan di tahun 1743.
Tidak diragukan lagi bahwa sumber dari doa Malaikat Tuhan ini berasal dari abad ke 11, biasa diucapkan setelah tiga Salam Maria selama lonceng berbunyi di sore hari. Paus Gregorius IX (wafat 1241) memerintahkan agar lonceng dibunyikan di sore hari untuk mengingatkan orang-orang agar mendoakan para tentara dalam perang salib. Pada tahun 1269 St. Bonaventura mendesak orang-orang beriman untuk mengadopsi kebiasaan para Fransiskan mengucapkan tiga Salam Maria ketika lonceng sore berbunyi. Paus Yohanes XXII memberikan indulgensi untuk praktek ini di tahun 1318 dan kemudian lagi di tahun 1327.
Kebiasaan mengucapkan doa ini di pagi hari jelas berasal dari kebiasaan dalam biara yang mengucapkan tiga Salam Maria ketika lonceng berbunyi di saat Utama. Kebiasaan sore nampaknya muncul dari kebiasaan sore hari untuk mengenang penderitaan Yesus di setiap hari Jumat. Paus Callistus III (1455-1458) menghargai praktek ini sebagai sebuah doa untuk perlindungan terhadap invasi Turki saat itu.
Pada abad ke 16 bentuk doa ini di buat standar dan menjadi sangat populer sejak abad ke 17. Para Paus seperti Benediktus XIV, Leo XIII, Pius XI, dan Pius XII telah merekomendasikannya. Kemudian lama setelah itu Paus Paulus VI menulis tentang hal ini dalam Marialis Cultus dan Paus Johanes Paulus II menyediakan waktu sore seminggu sekali untuk memberikan amanat Angelus di lapangan Santo Petrus. Indulgensi sebagian diberikan kepada mereka yang dengan penuh ketulusan mengucapkannya sesuai dengan waktunya yang tepat sepanjang tahun. Kecuali pada masa Pra paskah.
----------
No comments:
Post a Comment